Kegiatan jual beli barang tentunya membutuhkan pencatatan keluar masuknya
barang agar dapat menentukan apakah kita mendapatkan keuntungan atau kerugian
yang kita dapat dalam suatu kegiatan usaha. Selain sebagai salah satu komponen
untuk menentukan rugi atau labanya suatu perusahaan, pencatatan juga digunakan
untuk mengontrol stok barang yang ada digudang apakah benar jumlahnya atau
tidak.
System pencatatan persediaan barang dagang tersebut perlu dilakukan demi
mencapai tujuan utama didirikannya suatu usaha yaitu untuk mendapatkan
keuntungan. Secara umum pencatatan persediaan barang dagang ada 3 macam .
1.
Pencatatan FIFO (First In Firs Out)
2.
Pencatatan LIFO (Last In Last Out)
3.
Pencatatan Average (Metode rata rata)
Untuk memudahkan mengerjakan atau menghitung persediaan barang yang tersedia di gudang, penulis membuat contoh kegiatan yang dapat diaplikasikan ke 3 macam metode pencatatan tersebut di atas
Berikut adalah contoh kegiatannya:
1 |
Dibeli barang dagang
dengan jumlah 10 unit dengan harga satuan Rp 100 |
5 |
Dibeli barang dagang
dengan jumlah 20 unit @ Rp 102 |
7 |
Dijual barang dagang
dengan jumlah 15 Unit |
dari data diatas dibuatkan laporan
persediaan barang dagang dengan metode FIFO, LIFO dan Average |
a.
Metode FIFO
b. Metode LIFO
c.
Metode average